Satu semester berkuliah di kampus gajah telah berakhir. Walaupun kurang dari enam bulan, banyak sekali kisah-kisah yang telah saya lalui, entah itu kisah sedih ataupun bahagia. Salah satu dari kisah-kisah tersebut adalah mengenai stereotype orang-orang atau lebih tepatnya, teman-teman baru saya di sini yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia terhadap kota dan sekolah asal saya.
Seperti yang kalian tahu, saya berasal dari Kota Medan dan beberapa orang bertanya kepada saya:
1. Kok lu gak ada aksen Medan-nya kaya orang-orang Medan lainnya atau kaya ... (nyebutin nama teman saya yang juga dari Medan)?
Saya cukup kesal sih, emang semua orang Medan harus punya aksen yang "batak" banget ya? Hhmm..
2. Kok lu pake 'lu-gua' juga sih?
Well, dari SMA, saya sebenernya udah pake 'lu-gua' karena suku Tionghoa yang merupakan mayoritas di SMA saya memakai 'lu-gua' juga atau lebih tepatnya kita lebih memakai 'lu-wa' sih HEHEH.
3. Di Medan banyak mall ga sih?
4. Medan itu dimana ya?
Kedua pertanyaan terakhir mungkin tidak perlu saya respon di sini.
Kemudian, beberapa orang juga bertanya saya berasal dari sekolah mana. Ketika saya bilang saya dari SMA Sutomo 1, mereka langsung bertanya:
1. Kamu Buddha?
2. Kamu kenapa ikut PMK (organisasi mahasiswa Kristen)? Kok gak ikut KMB (organisasi mahasiswa Budha)?
Saya tau memang kebanyakan siswa/i dari sekolah saya yang masuk ITB kebanyakan beragama Budha dan ikut KMB, tapi bukan berarti semuanya kan. SMA saya merupakan sekolah nasional yang tidak memihak pada agama manapun. Bahkan dari sekolah saya yang masuk kampus gajah ini juga ada yang Muslim, anyway.
3. Kamu Chinese ya?
OH PLEASE, ku ingin menangos.
4. Kamu pasti pinter! Ajarin dong.
Huft :(
Selamat Liburan Teman-Teman!
No comments:
Post a Comment